Minggu, 03 April 2011

CEO Forum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Sumsel


Wacana untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat keuangan syariah dunia memang telah ada sejak lama. Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim yang cukup besar di dunia (90% dari total populasi 273 juta jiwa) dan menempati urutan ke empat sebagai negara dengan populasi muslim terbesar dunia dituntut mampu menjawab tantangan tersebut dan memaksimalkan potensi SDM dalam negeri untuk lebih mengembangkan ekonomi syariah.
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia juga cukup menjanjikan di tahun 2011 dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 6% hingga 6,5%. Total aset dan pembiayaan pun meningkat sebesar 46,9 % dan 44,9%. Hal ini menjadikan wacana untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat keuangan syariah dunia sangat mungkin terwujud.
Karena itu, pada 28 Januari 2011 lalu bertempat di Financial Hall, Graha Niaga Jakarta telah diadakan Talkshow MES "CEO Forum" dengan tema "Menyambut Himbauan Presiden SBY : Menjadikan Indonesia sebagai Pusat Keuangan Syariah Dunia". Acara ini dihadiri oleh tamu undangan yang terdiri dari para CEO syariah maupun non syariah serta BUMN dengan maksud mengenalkan dan mengajak untuk ikut berpartisipasi di ekonomi syariah. Tema ini diangkat sebagai sambutan atas himbauan presiden karena pada 2008 silam dalam pidatonya Presiden SBY mengatakan keinginannya untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat keuangan syariah dunia.
Acara ini menghadirkan tiga narasumber pakar terkemuka dalam dunia ekonomi syariah yaitu Dr. Halim Alamsyah (Deputi Gubernur Bank Indonesia), Dr. M Syafii Antonio, M.Ec (Komite Ekonomi Nasional dan Chairman STEI Tazkia), dan Dr. Sugiarto (Mantan Meneg BUMM dan Perwakilan MES). Turut hadir pada acara ini penggagas dan pendiri MES Dr. Iwan P. Pontjowinoto dan Ketua Umum PP MES Dr. Muliaman D. Hadad.
Dalam pemaparannya, Dr. Halim Alamsyah menjelaskan tentang potensi dan pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia, tantangan dan arah kebijakan tahun 2011 agar perbankan syariah Indonesia dapat Go Internasional. Beliau turut menjelaskan secara singkat mengenai strategi BI dalam pengembangan perbankan syariah untuk mempercepat market share dan penerimaan masyarakat terhadap perbankan syariah yang terdiri dari program reposisi (posotioning), program pengembangan produk (differentiation) dan program pencitraan baru (branding).
Kemudian Dr. M Syafii Antonio, M.Ec. lebih menekankan pada bagaimana seharusnya akselerasi tersebut dilakukan, mengingat minimnya budget yang disediakan pemerintah negara untuk proses sosialisasi perbankan syariah. Dalam penjelasannya Indonesia harus memiliki action to be taken agar dapat go global di kancah internasional yang meliputi equal treatment, tax regime, compaigncompetence, dan cooperation. Hal tersebut juga dapat menopang keterbatasan infrastuktur yang mendukung industri syariah (menyediakan budget yang cukup untuk sosialisasi).
Pada akhirnya Dr. Sugiarto menyatakan keyakinannya bahwa indonesia mampu dan bisa untuk menjadi pusat keuangan syariah dunia. Tentunya dengan dukungan semua pihak termasuk dukungan para cendekiawan dan mahasiswa untuk mencetak ekonom yang tidak hanya ahli namun juga peduli untuk menciptakan lingkup quantum lead. Sehingga wacana tersebut dapat terealisasi secara nyata di Indonesia.
Memang harus diakui bahwa peluang menjadikan Indonesia sebagai pusat keuangan syariah dunia cukup besar. Selain jumlah penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam sebagai pangsa pasar perbankan syariah. Juga adanya komitmen bersama pelaku perbankan syariah untuk mensosialisasikan dan mewujudkan hal tersebut.
Untuk konteks provinsi Sumatera Selatan, pengembangan bank syariah masih memiliki potensi yang cukup besar. Selain karena mayoritas penduduk Sumatera Selatan beragama Islam, juga didukung beberapa indikator yang menunjukkan tingginya potensi permintaan bank syariah. Di antaranya, kinerja ekonomi wilayah yang diindikasikan dengan kinerja perbankan secara keseluruhan dalam penghimpunan dan penyaluran kredit, kinerja perbankan syariah yang meliputi perkembangan aset, penghimpunan dana dan pembiayaan, dan perkembangan kinerja bank syariah berada pada tahap pertumbuhan yang semakin tinggi (increasing growth), dan  minat masyarakat untuk terus dan mau mengadopsi bank syariah sangat tinggi.
Atas dasar pemikiran inilah, menjadikan Provinsi Sumatera Selatan sebagai pusat pengembangan ekonomi syariah sanga urgen, baik dilihat dari karakteristik sosio-religius maupun sosio-ekonomi. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu diadakan kegiatan Talkshow CEO Forum MES Sumsel ini.
Yakin Sumsel Bisa !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar